Festival Batanghari 2025 Usai, RTH Putri Pinang Masak Dipenuhi Sampah: Janji Wisata Bersih Tinggal Wacana

banner 468x60

DRADIO.ID – Jambi , 13 Agustus 2025 Empat hari setelah perayaan Festival Batanghari 2025 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Putri Pinang Masak berakhir dengan meninggalkan pemandangan yang memprihatinkan. Area yang sebelumnya menjadi pusat kegiatan kini dipenuhi tumpukan sampah plastik, botol minuman, dan kemasan sekali pakai yang berserakan di berbagai sudut.

Sejak penutupan acara pada 09 Agustus malam, tidak terlihat upaya cepat untuk membersihkan area. Tempat sampah yang tersedia meluap, sebagian sampah jatuh ke tanah, sementara rerumputan di sekitar lokasi tertutup sisa makanan dan minuman.

banner 325x300

Kondisi ini jauh dari gambaran wisata bersih yang sebelumnya dijanjikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jambi Imron Rosyadi selaku pihak penyelenggara. RTH yang biasanya menjadi ruang publik asri kini berubah menjadi lokasi penuh limbah visual yang merusak estetika dan kenyamanan.

Di beberapa titik, plastik kresek dan kemasan minuman mengapung di saluran drainase, menimbulkan risiko pencemaran air. Sementara di jalur pedestrian, sampah berserakan tanpa ada tanda telah disapu atau diangkut.

Volume sampah yang menumpuk menunjukkan kurangnya pengelolaan kebersihan selama pelaksanaan acara. Lonjakan pengunjung setiap malam tidak diimbangi dengan fasilitas dan armada kebersihan yang memadai.

Selain merusak pemandangan, tumpukan sampah yang dibiarkan berhari-hari berpotensi menjadi sumber bau tidak sedap. Bau menyengat mulai tercium di beberapa area, mengganggu aktivitas masyarakat yang melintas atau berolahraga di sekitar RTH.

Festival Batanghari 2025 seharusnya menjadi momentum promosi budaya dan pariwisata Jambi. Namun, minimnya perhatian pada kebersihan membuat citra positif acara ini ternodai. Wisata bersih yang digadang-gadang berubah menjadi retorika yang tidak terwujud.

Sisa-sisa sampah juga mengancam ekosistem lokal. Burung dan hewan kecil yang biasa mencari makan di area RTH berpotensi menelan sampah plastik, yang dapat membahayakan kesehatan mereka.

Minimnya pengawasan kebersihan selama festival menimbulkan pertanyaan tentang manajemen acara. Tanpa strategi pengelolaan sampah yang matang, setiap gelaran berisiko meninggalkan jejak negatif bagi lingkungan.

Kondisi ini juga menjadi potret bahwa slogan wisata bersih tidak cukup hanya diucapkan. Perlu tindakan nyata, mulai dari perencanaan hingga pengawasan di lapangan, agar konsep tersebut benar-benar terlihat oleh masyarakat.

Pantauan pada Rabu pagi (13/08/2025), empat Hari setelah festival Batanghari 2025 resmi ditutup, menunjukkan sebagian besar sampah belum diangkut. Tempat sampah yang tersedia penuh hingga meluber, sementara sebagian pengunjung memilih membuang sampah di rerumputan atau di tepi jalur pedestrian.

Jika pola ini terus berulang, festival serupa di masa depan berisiko kehilangan daya tarik. Kebersihan bukan hanya penunjang acara, tetapi juga penentu kesan terakhir yang dibawa pengunjung pulang. (ADR)

banner 325x300