DRADIO.ID – Jambi , Perkembangan teknologi digital selain membawa manfaat besar, juga menghadirkan tantangan serius, salah satunya maraknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual di media sosial. Menyikapi hal tersebut, Dosen Universitas Jambi melaksanakan pengabdian masyarakat berupa Workshop Edukasi Pencegahan Pelecehan dan Kekerasan Seksual di Media Sosial: Gerakan Hubungan Sehat, di SMP Negeri 7 Muaro Jambi.(11/08/2025)
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Muaro Jambi, sejumlah guru, serta beberapa dosen Bimbingan dan Konseling dan PPKN Universitas Jambi. Kehadiran para pihak tersebut menandakan komitmen bersama untuk mendorong terciptanya lingkungan belajar yang aman, sehat, dan terbebas dari kekerasan seksual.
Salah satu dosen yang melaksanakan kegiatan ini adalah Muhammad Alridho Lubis, M.Pd., Dosen Bimbingan dan Konseling Universitas Jambi. Ia bersama tim dosen BK dan PPKN lainnya memimpin jalannya edukasi dengan pendekatan interaktif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami secara utuh oleh para siswa.
Dalam kegiatan tersebut, para siswa mendapatkan pemahaman mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual di ruang digital, cara mengidentifikasi tindakan yang berpotensi merugikan, serta langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Materi ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pelajar tingkat SMP.
Muhammad Alridho Lubis, M.Pd menekankan bahwa media sosial sering kali menjadi ruang yang rawan karena minimnya pengawasan. Oleh sebab itu, siswa perlu dibekali kemampuan untuk melindungi diri, termasuk mengenali ciri-ciri perilaku predator online dan tidak mudah membagikan informasi pribadi.
Selain itu, pengabdian masyarakat ini juga mengedepankan konsep Gerakan Hubungan Sehat, yakni mengajak siswa untuk memahami pentingnya menjalin hubungan pertemanan dan komunikasi yang saling menghargai, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Nilai-nilai saling menghormati, empati, serta menjaga privasi orang lain menjadi poin utama dalam gerakan ini.
Para guru yang hadir menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Mereka menilai edukasi tentang pencegahan pelecehan seksual di media sosial sangat relevan dengan kondisi remaja saat ini, di mana hampir semua siswa sudah memiliki akses terhadap smartphone dan internet.
Kepala SMP Negeri 7 Muaro Jambi dalam sambutannya berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Menurutnya, pencegahan harus dimulai sejak dini agar siswa mampu mengendalikan diri dalam menggunakan teknologi sekaligus membangun karakter positif.
Para siswa pun terlihat antusias mengikuti workshop. Mereka diberikan kesempatan untuk berdiskusi, mengajukan pertanyaan, bahkan berbagi pengalaman seputar penggunaan media sosial. Dengan cara ini, edukasi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga menyentuh pengalaman nyata yang mereka hadapi sehari-hari.
Dampak positif langsung yang dirasakan adalah meningkatnya kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga diri dan menghormati orang lain di ruang digital. Beberapa siswa mengaku baru memahami bahwa candaan atau komentar yang dianggap sepele di media sosial ternyata bisa termasuk bentuk pelecehan.
Selain siswa, guru dan orang tua juga diharapkan ikut berperan aktif dalam pengawasan penggunaan media sosial. Kolaborasi ini penting agar pencegahan pelecehan dan kekerasan seksual tidak hanya dibebankan kepada anak, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Kegiatan ini menjadi wujud nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan karakter generasi muda melalui program pengabdian masyarakat. Dosen Bimbingan dan Konseling dan PPKN tidak hanya berfokus pada pengajaran di kelas, tetapi juga memberikan kontribusi langsung bagi masyarakat, khususnya dunia pendidikan.
Sebagai penutup, Muhammad Alridho Lubis, M.Pd berharap gerakan hubungan sehat ini dapat menjadi budaya di kalangan pelajar SMP Negeri 7 Muaro Jambi. Dengan demikian, generasi muda tidak hanya cerdas dalam akademik, tetapi juga memiliki kesadaran sosial dan moral yang kuat untuk menciptakan ruang digital yang aman dan sehat.(ADR)














