DRADIO.ID – Jambi , Aksi demonstrasi buruh di depan Gedung DPR di beberapa wilayah termasuk Wilayah Provinsi Jambi Baru Baru ini diwarnai kericuhan. Salah satu faktor yang disebut memicu semangat massa hingga situasi tak terkendali adalah fenomena live TikTok dengan iming-iming gift.
Fenomena ini menjadi tren dalam sejumlah aksi demonstrasi. Massa aksi bukan hanya menyuarakan tuntutan, tetapi juga menjadikan momen tersebut sebagai panggung hiburan untuk meraih keuntungan pribadi.
Gift atau hadiah yang diberikan penonton secara virtual di platform media sosial seakan menjadi bahan bakar semangat sebagian peserta aksi. Setiap kali gift mengalir, sorakan dan tindakan provokatif justru semakin meningkat.
Alih-alih fokus pada tujuan utama demonstrasi, sebagian massa justru larut dalam suasana euforia yang dibangun lewat live streaming. Kondisi ini membuat aksi kehilangan arah dan berubah menjadi tontonan publik di jagat maya.
Situasi kian memanas ketika beberapa kelompok massa saling berlomba menunjukkan aksi ekstrem agar menarik perhatian penonton daring. Tindakan itu memicu dorongan massa lain untuk ikut bertindak anarkistis.
Kericuhan pun tak terelakkan. Pagar pengamanan di sekitar kawasan DPR menjadi sasaran, sementara sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan akibat amukan massa yang semakin sulit dikendalikan.
Di sisi lain, aparat keamanan yang bersiaga berulang kali mengimbau massa agar tidak menjadikan demonstrasi sebagai sarana mencari keuntungan pribadi. Namun imbauan tersebut kerap tenggelam oleh riuhnya aksi dan derasnya arus gift dari live TikTok.
Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran motivasi dalam demonstrasi. Massa yang semestinya menyuarakan aspirasi justru terpecah oleh godaan hadiah virtual yang ditawarkan penonton.
Tak heran, aksi yang awalnya berlangsung tertib berubah menjadi ricuh setelah jumlah gift yang masuk memicu aksi-aksi provokatif. Kondisi ini diperparah dengan keikutsertaan pelajar yang terbawa arus euforia.
Kericuhan yang dipicu oleh gift ini menambah catatan buruk jalannya demonstrasi. Bukannya memperkuat suara buruh, justru menciptakan citra negatif di mata masyarakat luas.
Selain itu, dampak kerusakan yang ditimbulkan juga menjadi tanggungan bersama. Fasilitas publik dan keamanan warga sekitar kembali menjadi korban dari aksi yang kehilangan kendali.
Fenomena live TikTok dan gift dalam aksi demo kini menjadi sorotan serius. Banyak pihak menilai hal tersebut dapat mengancam esensi kebebasan berpendapat, sekaligus membuka ruang baru bagi kericuhan yang merugikan semua pihak.(ADR)














